Kamis, 08 Oktober 2015

DNS ISP "Lokal" yang tidak mumpuni

Kabar tidak mengenakkan berikut ini datengnya dari ISP saya sendiri (*gak usah disebut namanya ntar orangnya marah). Jadi ceritanya blog ini sudah resmi dipasangin domain supaya bagus SEO nya, karena sudah bergabung dengan website pintu nya dengan domain resmi milik saya.

Bagi yang paham maksud dari dari screenshot berikut ini dan tau ini DNS milik siapa, mohon jangan disebut disini ya, nanti orangnya marah, cukup tau sendiri aja, karena tujuannya artikel ini untuk mengkritik kebijakan "si ISP" bukan mau mendiskreditkan "si ISP".



Jadi kira-kira begini, pemerintah kita punya "program" bagus yaitu namanya internet sehat, dan punya "kebijakan bagus" juga untuk ngeblokir semua website yang berbau porno. Tapi menurut pendapat saya, kebijakan bagus itu jadi "tidak bagus" kalo tidak didukung oleh "fasilitas yang bagus" dan juga oleh "sumber daya manusia yang bagus".

Ibaratnya nih ya, loe mau monopoli semua rumah potong sapi di jakarta, tapi kebijakan loe gak bagus, semua sapinya dikasi makan sampah, akibatnya semua orang yg makan sapi di jakarta keracunan, sedangkan gak ada jalan lain untuk beli sapi yang sehat, akibatnya ngerugiin pelanggan.

Lalu muncul isu-isu, bahwa ISP yang satu ini juga melakukan Redirect DNS Request, bahasa kerennya Transparent DNS dengan dalih apa? supaya bisa blokir website porno, ngikutin nawala, jadi meskipun DNS di rumah loe udah diganti pake DNS Google, tetep aja larinya ketempat dia, sementara tempat dia DNS nya kedut-kedutan, jadilah pelanggan dia gak bisa browsing semua, internetnya mati meski keliatannya nyambung, sementara DNS Server ini adalah barang paling penting dalam dunia per internetan.

Oh come on lah bro! jgn egois gitu lah, gak semua juga orang indonesia maen internet buat buka website porno, paling juga cuma 1%, lagian buka porno ato kaga buka porno itu kan urusan emaknya, bukan urusan ente, karena ke egoisan loe jadinya loe ngerugiin orang.

Kalo dari saya sendiri sih ya, gak masalah tuh gak pake DNS nya google, malah bagus kan kalo pake DNS Servernya masing-masing, menghemat bandwith keluar negri, lebih lancar juga soalnya DNS ISP sendiri pingnya lokal area, masalahnya adalah ya kek gini, nyatanya si DNS Server ISP sendiri aja gak mumpuni, jadi koneksinya tidak lancar. Kalo kek gini siapa dong yg salah? Lalu kalo pelanggannya dia lari siapa yang salah? lalu kalo pelanggannya dia lomba-lomba pake DNS Google siapa yang salah?